Batu Bedhes
Kamis, 06 Maret 2014
Hasil Penggunaan Batu Bedes
Pemanfaatan batu kapur di Sumbar saat ini masih terbatas penggunaannya.
Penggunaan batu kapur yang diolah secara tradisional secara umum tidak dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk
meningkatkan nilai tambah produk batu kapur, yaitu dengan mengolahnya
menjadi produk yang lebih berdaya guna dalam industri seperti GCC (Ground
calcium carbonate) ataupun Precipitated calcium Carbonate (pCC) yang
memiliki nilai ekonomis tinggi. Saat ini PCC dapat disintesis melalui tiga metod4
yaitu metoda solvay, kaustik soda, dan karbonasi, yang melibatkan berbagai
proses dan reaksi kinria seperti kalsinasi, hidrasi dan karbonasi atau proses
larutan Proses pembuatan PCC yang efektif, sederhan4 wakfu pembuatan yang
relatif singkat, serta penggunaan bahan kimia yang relatif murah sangat
untuk menghemat biaya produksi" pada penelitian ini metode
pembuatan PCC yang digunakan adalah metoda reutilization (Alif's Method),
yang menggunakan larutan asarn klorida (HCl) sebagai pelarut batu kapur alam
untuk menghasilkan pereaksi kalsium klorida (CaCl2) dan larutan natrium
hidroksida (NaOlD sebagai bahan baku pembuatan pereaksi naaftm karbonat
(Na2CO3), dimana NazCO: dihasilkan dari reaksi antaralarutan NaOH dengan gas
co2 (hasil sampingan dmi reaksi batu kaprn dengan HCI). Kemudian kedua
produk hasil reaksi ini direaksikan kembali untuk mendapatkan produk pCC
target, sedangkan produk sampingan berupa garam natrium Horida (Nacl) dapat
dimanfaatkan untuk bidang perikanan ataupun dimumikan menjadi garam dapur,
sehingga tidak ada pereaksi atau hasil reaksi yang terbuang percuma.
sampel batu kapur diambil dari daerah Halaban Kab. 50 Kota prov.
Sumbar.
Kerugian Menggunakan Batu Kapur
Sumberdaya kapur maupun gamping di Indonesia yang cukup melimpah
menjadi daya tarik tersendiri bagi investor maupun masyarakat untuk
memanfaatkannya melalui kegiatan pertambangan. Dapat dilihat pada
kawasan-kawasan karst akan dijumpai banyak kegiatan penambangan, baik
dalam skala besar maupun kecil. Kegiatan penambangan tersebut akan
banyak membantu perekonomian penduduk di sekitarnya. Kawasan karst
sendiri secara fisik merupakan kawasan yang kering dan sulit untuk
ditanami. Oleh karena itu, penambangan kapur menjadi alternatif
perekonomian penduduk.
Karst pada dasarnya merupakan kawasan yang rentan akan kerusakan lingkungan. Penambangan kapur di kawasan karst yang saat ini menjadi tidak terkendali mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kerusakan tersebut berawal dari penebangan-penebangan vegetasi penutup untuk mendukung aktivitas penambangan batu kapur. Akibat dari penebangan-penebangan vegetasi tersebut, bukit-bukit karst menjadi gundul. Hal yang sangat disayangkan adalah tidak adanya usaha untuk mereklamasi bukit tersebut setelah aktivitas penambangan selesai.
Penggundulan yang terjadi di bukit-bukit karst tersebut mengakibatkan tidak mampunya wilayah tersebut untuk menangkap air hujan. Dampaknya, wilayah tersebut akan semakin kering. Berkurangnya vegetasi di sekitar perbukitan karst juga menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di udara sehingga suhu di wilayah tersebut menjadi semakin tinggi. Sedikitnya vegetasi pada kawasan karst juga menyebabkan tanah menjadi semakin labil. Tidak adanya penahan/penyangga berupa pepohonan membuat wilayah tersebut sangat rentan gerakan massa tanah, terutama bahaya longsor lahan. Selain itu, masalah-masalah lingkungan lain yang mungkin timbul adalah penurunan produktivitas tanah, terjadi erosi dan sedimentasi, serta gangguan terhadap flora dan fauna yang memiliki habitat di kawasan karst. Dampak-dampak tersebut tentu saja akan sangat menggangu aktivitas penduduk sekitar. Oleh sebab itu, daerah-daerah di kawasan karst biasanya memiliki angka migrasi keluar yang tinggi. Misalnya, penduduk di kawasan karst Pegunungan Sewu, Gunungkidul, yang banyak memilih mencari pekerjaan di luar daerah, bahkan banyak sekali yang mengadu nasib hingga di Jakarta meskipun harus menjadi pembantu rumah tangga.
Banyak penyakit yang muncul di sekitar area penambangan batu kapur di kawasan karst. Misalnya gangguan pada saluran pernapasan yang diakibatkan oleh asap-asap dari pabrik maupun aktivitas penambangan. Asap tersebut dapat menimbulkan penyakit-penyakit seperti sesak napas, bronchitis, asma, ISPA, dan bahkan radang paru-paru. Selain penyakit/gangguan pada sistem pernapasan, penyakit kencing batu juga menjadi gangguan kesehatan yang sering dijumpai di kawasan karst. Penyakit kencing batu ini disebabkan oleh air yang dikonsumsi oleh masyarakat mengandung zat kapur dengan kadar yang tinggi. Zat kapur pada air tersebut dapat mengendap di saluran ekskresi manusia menjadi padatan kecil di dalam tubuh. Padatan tersebut akan mengganggu jalannya sistem ekskresi yang dinamakan kencing batu. Untuk menghindari penyakit kencing batu tersebut, penduduk terpaksa mengeluarkan biaya untuk membeli air bersih. Namun, di beberapa tempat telah dibangun tandon besar penampung air hujan yang dapat digunakan oleh penduduk untuk aktivitas sehari-hari.
Kawasan karst merupakan salah satu lahan yang kritis dan rentan kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu, perlindungan terhadap kawasan karst harus digalakkan. Sebenarnya peraturan untuk melindungi kawasan karst sudah ditetapkan oleh pemerintah, namun upaya untuk menegakkan peraturan tersebut masih sangat minim. Selain itu, di kawasan karst juga kerap terjadi benturan kepentingan. Penduduk pada wilayah tersebut mengalami suatu dilema, pada satu sisi mereka harus ikut aktif dalam upaya melindungi kawasan karst, namun di sisi lain alasan perekonomian menyebabkan mereka “terpaksa” melakukan kegiatan penambangan batu kapur di wilayah tersebut. Jalan tengah harus dicari untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penambangan di kawasan karst tersebut harus diimbangi dengan upaya reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas pertambangan. Selain itu, penambangan juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan dan harus tetap berada di dalam koridor hukum yang berlaku. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu saja tidak mudah, dibutuhkan ketegasan dari pemerintah serta kesadaran diri dari penambang batu kapur untuk ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan karst.
Karst pada dasarnya merupakan kawasan yang rentan akan kerusakan lingkungan. Penambangan kapur di kawasan karst yang saat ini menjadi tidak terkendali mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kerusakan tersebut berawal dari penebangan-penebangan vegetasi penutup untuk mendukung aktivitas penambangan batu kapur. Akibat dari penebangan-penebangan vegetasi tersebut, bukit-bukit karst menjadi gundul. Hal yang sangat disayangkan adalah tidak adanya usaha untuk mereklamasi bukit tersebut setelah aktivitas penambangan selesai.
Penggundulan yang terjadi di bukit-bukit karst tersebut mengakibatkan tidak mampunya wilayah tersebut untuk menangkap air hujan. Dampaknya, wilayah tersebut akan semakin kering. Berkurangnya vegetasi di sekitar perbukitan karst juga menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di udara sehingga suhu di wilayah tersebut menjadi semakin tinggi. Sedikitnya vegetasi pada kawasan karst juga menyebabkan tanah menjadi semakin labil. Tidak adanya penahan/penyangga berupa pepohonan membuat wilayah tersebut sangat rentan gerakan massa tanah, terutama bahaya longsor lahan. Selain itu, masalah-masalah lingkungan lain yang mungkin timbul adalah penurunan produktivitas tanah, terjadi erosi dan sedimentasi, serta gangguan terhadap flora dan fauna yang memiliki habitat di kawasan karst. Dampak-dampak tersebut tentu saja akan sangat menggangu aktivitas penduduk sekitar. Oleh sebab itu, daerah-daerah di kawasan karst biasanya memiliki angka migrasi keluar yang tinggi. Misalnya, penduduk di kawasan karst Pegunungan Sewu, Gunungkidul, yang banyak memilih mencari pekerjaan di luar daerah, bahkan banyak sekali yang mengadu nasib hingga di Jakarta meskipun harus menjadi pembantu rumah tangga.
Banyak penyakit yang muncul di sekitar area penambangan batu kapur di kawasan karst. Misalnya gangguan pada saluran pernapasan yang diakibatkan oleh asap-asap dari pabrik maupun aktivitas penambangan. Asap tersebut dapat menimbulkan penyakit-penyakit seperti sesak napas, bronchitis, asma, ISPA, dan bahkan radang paru-paru. Selain penyakit/gangguan pada sistem pernapasan, penyakit kencing batu juga menjadi gangguan kesehatan yang sering dijumpai di kawasan karst. Penyakit kencing batu ini disebabkan oleh air yang dikonsumsi oleh masyarakat mengandung zat kapur dengan kadar yang tinggi. Zat kapur pada air tersebut dapat mengendap di saluran ekskresi manusia menjadi padatan kecil di dalam tubuh. Padatan tersebut akan mengganggu jalannya sistem ekskresi yang dinamakan kencing batu. Untuk menghindari penyakit kencing batu tersebut, penduduk terpaksa mengeluarkan biaya untuk membeli air bersih. Namun, di beberapa tempat telah dibangun tandon besar penampung air hujan yang dapat digunakan oleh penduduk untuk aktivitas sehari-hari.
Kawasan karst merupakan salah satu lahan yang kritis dan rentan kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu, perlindungan terhadap kawasan karst harus digalakkan. Sebenarnya peraturan untuk melindungi kawasan karst sudah ditetapkan oleh pemerintah, namun upaya untuk menegakkan peraturan tersebut masih sangat minim. Selain itu, di kawasan karst juga kerap terjadi benturan kepentingan. Penduduk pada wilayah tersebut mengalami suatu dilema, pada satu sisi mereka harus ikut aktif dalam upaya melindungi kawasan karst, namun di sisi lain alasan perekonomian menyebabkan mereka “terpaksa” melakukan kegiatan penambangan batu kapur di wilayah tersebut. Jalan tengah harus dicari untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penambangan di kawasan karst tersebut harus diimbangi dengan upaya reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas pertambangan. Selain itu, penambangan juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan dan harus tetap berada di dalam koridor hukum yang berlaku. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu saja tidak mudah, dibutuhkan ketegasan dari pemerintah serta kesadaran diri dari penambang batu kapur untuk ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan karst.
Gambar Batu Kapur
Keuntungan Batu Kapur
Batu kapur atau gamping merupakan batuan fosfat. Batuan ini sendiri terbentuk dari mineral Calcium Carbonate atau CaCo3. Umumnya, batu kapur atau gamping ini digunakan dalam industri pertukangan dan keramik. Tentu saja, manfaat batu kapur tidak hanya sebatas itu saja. Dalam industri bangunan atau pertukangan batu kapur sering digunakan sebagai bahan pembuatan semen abu atau biasa dinamakan Portland. Semen sendiri sangat penting dan sering dicari karena bahan ini merupakan bahan perekat untuk industri bangunan. Tanpa semen yang terbuat dari batu kapur atau gamping ini maka bangunan-bangunan yang kita lihat sekarang ini belum tentu sekokoh dan sekuat itu. Beberapa kegunaan umum batu kapur antara lain adalah untuk pondasi rumah, pengeras jalan, sebagai bahan pemutih, pembasmi hama, glasir, dan penjernih air. Selain digunakan dalam industri bangunan, ternyata batu kapur juga biasa digunakan dalam industri kosmetik dan obat-obatan. Melihat manfaatnya yang banyak dan beraneka ragam, banyak yang mencari batu kapur ini.
Sayangnya, ada beberapa daerah yang kesulitan menemukan Batu Kapur atau gamping. Anda tidak perlu khawatir karena salah satu sentra batu kapur yang banyak jual batuan ini adalah Gresik, Jawa Timur. Bagi Anda yang bergerak dalam bisnis keramik maka Anda perlu memastikan bahwa pasokan batu gamping aman sehingga Anda dapat memenuhi permintaan pelanggan keramik Anda. Faktanya, tanah Gamping merupakan tanah terbaik yang digunakan dalam pembuatan keramik. Semakin tinggi tingkat keasaman tanah tersebut maka semakin baik pula keramik yang bisa Anda hasilkan. Selain produk di atas, Anda juga bisa membeli produk lain seperti Dolomite Bakar. Bagi Anda yang bergelut di industri pertanian maka bahan ini sangat penting peranannya. Ini karena, dolomite dapat digunakan untuk menaikkan pH tanah. Dolomite yang sudah dikalsinasi juga bisa dimanfaatkan sebagai campuran semen. Sama halnya dengan batu gamping, batuan sedimen ini juga bisa digunakan sebagai campuran obat-obatan dan kosmetik.
Selain produk dolomite tersebut, Anda yang berkecimpung di industri pertanian dapat menggunakan salah satu produk bernama Super Dolomite sendiri adalah pupuk magnesium berkadar tinggi. Pupuk jenis ini lebih unggul dibandingkan pupuk biasa karena ukuran butirnya yang seragam. Daya larutnya dalam air juga sangat cepat sehingga mudah diserap oleh tanaman. Jika masih menginginkan produk lain, Anda juga bisa membeli salah satu produk pertanian bernama kapur pertanian. Bahan ini dapat meningkatkan pH tanah menjadi netral serta meningkatkan unsur hara dalam tanah. Selain itu, produk ini juga bisa melindungi tanah pertanian Anda karena dengan mencampurkan kapur ini maka senyawa-senyawa beracun akan hilang. Sebagai hasilnya, tanaman akan memiliki akar yang kuat sehingga tanaman lebih hijau dan segar. Puncaknya, Anda dapat meningkatkan hasil panen dan produksi pertanian Anda. Anda bisa mengaplikasikan bahan ini pada komoditas padi. Anda cukup memberikan campuran kapur pertanian 1 kali dalam seminggu khususnya pada sore hari. Takarannya sendiri sekitar 40 hingga 50 kg per ha.
Manfaat Batu Kapur
Batu kapur/Limestone (CaCO3) banyak digunakan, antara lain sebagai:
- Bahn untuk menurunkan kadar sulfur
- Bahan pembuat soda api
- Piler kare, kabel
- Penurunan kadar asam air
- Industri pupuk
- Pengkristal gula tepung
- Penetral limbah
- Ekstraksi peleburan besi
- Separator (pemisah) logam mulia
- Bahan baku semen
- Bahan baku gelas pewarna
- Pemutih kertas pakaian
- Penyamak kulit
- Campuran minuman soda
- Farmasi
- Bahan pembuat cat
- Bahan keramik
- Bahan dempul
- Pemadam api
- Industri kimia
- Peningkat keasaman tanah
- bahan lem
- Bahan kardus
- Lumpur Pengeboran
- Pengkristal gula pasir
- Logam industri pengecoran
- PLN
- Paralo, Plastik, Piler Ban, Kertas
- Kabel
- Kapur pertanian
- Bahan kaca kristal
- Penjernih sawit/minyak kelapa
- Penetral lingkungan
- Gerabah bahan
- Base jalan, Rel kereta api
Pengertian Batu Kapur (Bedhes)
Pengertian Batu Kapur
Batu kapur merupakan salah satu sumber daya alam yang dibutuhkan
oleh manusia untuk mendukung kegiatan industri, kerajinan, dan bahan
bangunan.
Pengertian dari batu kapur adalah
“sebuah batuan sedimen terdiri dari mineral
calcite
(
kalsium
carbonate
). Sumber utama dari
calcite
adalah organisme yang
berasal dari laut dan menghasilkan kulit kerang yang keluar ke air
dan terbawa hingga bawah samudera sebagai pelagic ozone.
Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteroik
tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua). Ini
menciptakan speleothem seperti stalagmite dan stalaktit. Bentuk
yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat
dikenali dengan penampilannya yang “granular”. Batu kapur
membentuk 10% dari seluruh batuan sedimen.”
14
Pengertian lain dari batu kapur adalah batuan yang terdiri dari unsur
kalsium karbonat, terbentuk langsung dari
presipitasi air laut akibat proses
biokimia. Batu kapur ini merupakan batuan karbonat
yang
insitu
atau
yang terbentuk pada tempat
asalnya.
Langganan:
Postingan (Atom)